NonstopNews – Ekonomi – Bank Indonesia (BI) melaporkan angka fantastis terkait uang beredar di Indonesia. Pada Oktober 2024, uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp9.078,6 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,7 persen (yoy). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny, dalam keterangan resminya Jumat (22/11), menjelaskan pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 4,2 persen (yoy).
Related Post
Pertumbuhan M2 pada Oktober 2024 terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Penyaluran kredit mencapai angka signifikan, yaitu Rp7.576 triliun, dengan pertumbuhan 10,4 persen (yoy). Angka ini relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Lebih rinci, penyaluran kredit kepada debitur korporasi tumbuh 15,6 persen, sementara debitur perorangan tumbuh 4,9 persen.
Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan kredit didorong oleh kredit modal kerja (8,6 persen yoy), kredit investasi (13 persen yoy), dan kredit konsumsi (10,8 persen yoy). Berbeda dengan penyaluran kredit, tagihan bersih kepada pemerintah pusat justru mengalami penurunan sebesar 0,1 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 12,3 persen (yoy) pada September 2024. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih menunjukan pertumbuhan positif sebesar 1,6 persen (yoy), membalikkan tren kontraksi 0,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Data ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai pergerakan uang beredar di Indonesia pada Oktober 2024.
Tinggalkan komentar