NonstopNews – Ekonomi – Bank BJB mencetak sejarah sebagai bank pertama di Indonesia yang sukses menerbitkan Surat Berharga Perpetual (SBP) dalam denominasi rupiah di pasar domestik. Seluruh emisi senilai Rp1 triliun yang ditawarkan telah terserap sempurna, menunjukkan kepercayaan tinggi publik terhadap kinerja dan inovasi BJB. Hal ini disampaikan dalam rilis resmi Bank BJB.
SBP ini, yang akan resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 11 Desember mendatang, merupakan instrumen utang yang diakui sebagai Additional Tier 1 Capital (modal inti tambahan) sesuai POJK Nomor 34/POJK.03/2016. Penerbitan dilakukan melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total nilai emisi mencapai Rp3 triliun. Tahap pertama tahun 2024 menawarkan Rp1 triliun, sisanya direncanakan untuk diterbitkan pada 2025. Periode bookbuilding berlangsung pada 18-25 November 2024.
Dana hasil PUB, setelah dikurangi biaya emisi, akan sepenuhnya digunakan untuk memperkuat struktur permodalan BJB sebagai modal inti tambahan guna mendukung ekspansi kredit. Berbeda dengan obligasi konvensional, SBP tidak memiliki batas waktu jatuh tempo. Namun, Bank BJB memiliki opsi pembelian kembali (call option) paling cepat setelah lima tahun enam bulan, dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lembaga pemeringkat Pefindo memberikan peringkat "idA" untuk SBP BJB, menunjukkan kekuatan Bank BJB dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Bank BJB optimis SBP ini akan menjadi solusi inovatif untuk memperkuat permodalan perbankan sekaligus mendorong pendalaman pasar modal Indonesia. Investor akan mendapatkan return kompetitif dengan pembayaran kupon setiap tiga bulan.
Tujuh underwriter terlibat dalam penerbitan obligasi ini: PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT Mega Capital Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Mandiri Sekuritas, dan PT BRI Danareksa Sekuritas. Inovasi ini merupakan komitmen BJB untuk terus beradaptasi di industri perbankan dan pasar modal, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dan menawarkan peluang investasi menarik bagi investor. Penerbitan SBP ini diharapkan menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Tinggalkan komentar