NonstopNews – Ekonomi – Thomas Peterffy, nama yang mungkin asing di telinga sebagian orang, kini menjadi perbincangan hangat. Forbes mencatat kekayaannya mencapai Rp991,97 triliun (kurs Rp15.943 per dolar AS), menempatkannya di peringkat 25 orang terkaya dunia. Namun, perjalanan hidup miliarder ini jauh dari kata mudah. Kisah suksesnya merupakan bukti nyata bahwa kerja keras dan ketekunan mampu mengubah nasib.
Lahir di Budapest, Hungaria, pada 1944 di tengah gempuran perang, Peterffy merupakan keturunan bangsawan yang jatuh miskin akibat konflik Soviet. "Pada dasarnya kami tahanan di sana," kenangnya seperti dikutip Forbes India. Di usia 20 tahun, ia nekat meninggalkan studi tekniknya dan meninggalkan negaranya, berbekal visa kunjungan ke Jerman Barat. Setelah visa habis, ia meneruskan perjalanan ke Amerika Serikat pada Desember 1965, hanya dengan baju ganti, buku catatan, dan lukisan leluhur. Tanpa uang dan kemampuan berbahasa Inggris, ia memulai hidup baru di apartemen kumuh Spanish Harlem, mengandalkan komunitas Hungaria untuk bertahan hidup.
Di AS, Peterffy memulai dari bawah. Ia bekerja sebagai juru gambar, di mana ia berkenalan dengan dunia pemrograman. Kemudian, ia menjadi programmer di perusahaan konsultan Wall Street, membangun model perdagangan. Dengan tekun menabung, ia berhasil mengumpulkan US$200 ribu, modal awal untuk mendirikan perusahaan yang merintis perdagangan saham elektronik, jauh sebelum digitalisasi bursa saham marak.
Pada 1977, Peterffy menjadi pionir dalam penerapan model matematika terkomputerisasi untuk perdagangan saham. Ia terus berinovasi, mengembangkan sistem perdagangan otomatis untuk opsi ekuitas (1982), komputer tablet untuk perdagangan di lantai bursa (1983), dan sistem pembuatan pasar otomatis terintegrasi (1986). Puncaknya, pada 1993, ia mendirikan Interactive Brokers LLC, perusahaan perantara sekuritas yang menjadi kunci kesuksesannya.
Interactive Brokers, di bawah kepemimpinan Peterffy, berkembang pesat menjadi salah satu perusahaan global terdepan dalam otomatisasi perdagangan, menawarkan layanan eksekusi perdagangan dan kliring akses langsung kepada pedagang institusional dan profesional. Keberhasilan ini tak lepas dari strategi cermat dan disiplin yang dipegang teguhnya. "Strategi saya selalu fokus pada produk yang memungkinkan menciptakan nilai lebih," ujarnya dalam wawancara dengan Money.com. Ia juga menekankan pentingnya disiplin, kunci pembeda antara sukses dan gagal.
Setelah menjabat CEO Interactive Brokers hingga 2019, Peterffy tetap memegang mayoritas saham (75%). Selain Interactive Brokers, ia juga mendirikan bursa berjangka elektronik One Chicago LLC dan dikenal sebagai salah satu pemilik lahan terbesar di AS. Kisah hidup Thomas Peterffy, dari pengungsi miskin hingga konglomerat, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad, dan inovasi, impian setinggi langit pun dapat diraih.
Tinggalkan komentar