NonstopNews – Ekonomi – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, melayangkan ultimatum tegas kepada perusahaan tambang yang telah mendapatkan perpanjangan izin usaha. Bahlil menagih komitmen hilirisasi yang menjadi syarat utama perpanjangan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B). Pernyataan keras ini disampaikan dalam acara Minerba Expo, Senin (25/11).
Related Post
"Hati-hati bagi pemegang PKP2B. Perpanjangan izinnya mensyaratkan pembangunan fasilitas hilirisasi. Namun, hingga kini banyak yang belum menepati janji," tegas Bahlil. Ia mengingatkan bahwa dirinya yang menandatangani IUP saat masih menjabat di Kementerian Investasi.
Bahlil mengakui kesulitan memantau komitmen hilirisasi saat bertugas di Kementerian Investasi. Namun, kini posisinya di Kementerian ESDM memungkinkannya untuk mengawasi secara ketat perusahaan-perusahaan tersebut. "Alhamdulillah, Allah menempatkan saya di ESDM. Sekarang, saya bisa memantau dengan mudah. Jangan sampai ada yang ingkar janji," ujarnya.
Hilirisasi, menurut Bahlil, sangat krusial bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah. Semua produk Sumber Daya Alam (SDA), termasuk bauksit dan timah, akan dihilirisasi. "Kita tak bisa terus mengandalkan ekspor komoditas mentah. Hilirisasi adalah kunci," tambahnya.
Bahlil juga melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya meningkatkan hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara yang produksinya mencapai 776 juta ton. "Ke depan, kita akan mendorong hilirisasi batu bara sebagai bahan baku," pungkasnya. Ultimatum ini menjadi sinyal kuat bagi perusahaan tambang untuk segera merealisasikan komitmen hilirisasinya atau menghadapi konsekuensi.
Tinggalkan komentar